Handshake Kokoro No Placard

big-banner

“Lebih cepat dari hari dikalender” suara nyanyian yang keluar dari earphone kananku memberi impresi yang cukup kuat dari lirik yang sederhana. Sengaja saya mengenakan earphone sebelah saja agar bisa lebih ‘aware’ dengan keadaan disekitar. Sudah berapa kali kejadian saya menghiraukan panggilan temanku dan bunyi ketukan pintu ketika mengenakan keduanya, menyumbat telinga rapat – rapat kemudian mengubahku menjadi orang yang introvert dan anti – sosial.

Saya-pun mengambil kalender diatas tv. kalender kecil biasa, hadiah dari salah satu bank swasta. Kalender ini bisa dibilang adalah kalender wota, selain mengingatkan hari – hari tanggal merah libur nasional pada umumnya, saya juga biasa menandakan tanggal tanggal event – event apa saja yang ada JKT48 nya.

Terlihat ada beberapa coretan pulpen menandakan tanggal tanggal tertentu, diakhiri kata ‘bro’. seperti : ‘Family 100 bro’, ‘Pensi Bro’, ‘K3 ke bandung Bro’, dan yang terakhir kulihat adalah ‘HS koplak bro’. yap, Handshake Kokoro No Placard atau biasa disingkat HS Koplak, ditandai pada tanggal 7 Desember di kalender itu. Seketika melihat itu, saya pun terkejut.

“Loh, besok sudah HS??”.

Sebenarnya diantara semua event JKT48, event handshake-lah yang paling kutunggu – tunggu. Event yang biasa disebut dengan ‘Lebaran para wota’ ini merupakan event yang memungkinkan kita, para wota untuk bisa bersalaman, bercengkrama dengan idola atau oshinya masing – masing.

Entah kenapa saya tidak terlalu memperhatikan HS kali ini. terlalu dekat jaraknya dengan event hs gingham check mungkin, tapi entah lah. Tidak seperti event handshake yang sudah – sudah, biasanya satu minggu sebelum acara, saya sudah memegang tiketnya, sudah riset lokasi, transportasi apa saja nantinya yang dipakai untuk menuju lokasi. Tapi handshake kali ini, sama sekali tidak ada persiapan. bahkan aku belum menyiapkan gift buat oshi.

Waktu sedang menunjukkan jam 10 malam dan acaranya adalah besok jam 10 pagi. Dengan segera, aku meminjam tab temanku untuk mencari lokasi dan informasi lainnya mengenai event ini. Saya juga mengecek sesi dan jalur berapa saja yang ada Yona dan Elaine. Disitu saya baru tahu kalau ternyata sesi 3 dan sesi 5 Elaine sudah sold out. Tersisa sesi 1, jam 10:00 sampai 10:30. Itu artinya saya harus sudah berangkat besok dari jam 5 subuh agar bisa sampai ke Jakarta jam segitu.

Saya langsung keluar rumah pergi ke hutan gedung K , mencari bunga dandelion untuk dijadikan gift buat Elaine. Ya, Elaine menyukai bunga ini. Saya pernah membacanya di tulisan g+ nya tentang bagaimana dia sangat menyukai bunga ini. Di hari – hari biasa bunga ini sangat mudah dijumpai di hutan gedung K . Entah kenapa ketika lagi membutuhkannya, saya tidak melihatnya. Karena gelapkah? Atau karena sedang musim hujan dan banyak angin yang meniup benih – benihnya.

Butuh waktu sekitar satu setengah jam dengan metode pencarian acak untuk menemukan bunga Dandelion yang masih memiliki benih. Ada dua sebenarnya, tapi petik satu saja sepertinya cukup. Kusimpan bunga itu hati – hati kedalam sebuah wadah tabung bekas cemilan astor lalu kubawa pulang ke rumah.

Jam sudah menunjukkan ke angka 1. Jam yang sengaja sudah kupercepat waktunya 30 menit untuk menghindari keterlambatan tapi tetap tidak efektif. Saya langsung menjatuhkan diri ke kasur, memasang alarm jam 3 subuh berharap bisa bangun jam segitu, atau jam 4 subuh, atau jam berapa saja asalkan jangan lewat jam 5 subuh.

Alarm bernada lagu First Rabbit berdendang ditengah intronya yang begitu progresif berhasil membangunkanku tempat Jam 4 subuh. Sebenarnya bukan alarm yang membangunkanku, tetapi suhu dingin pagi bandung dan hembusan angin melewati jendela yang lupa kututup sebelum tidur. Saya merasa masih kurang tidur, tapi tetap kupaksakan untuk keluar mengambil handuk dijemuran, menutup kembali jendela untuk menghalangi hawa dingin masuk, lalu pergi ke kamar mandi.

Sudah hampir satu jam saya berada dikamar mandi. Kebanyakan waktu kuhabiskan Cuma Cuma dengan merenung saja, menyiram – nyiram kaki untuk menyesuaikan diginnya air bak mandi dipagi buta.

Dengan segera saya menyelesaikan ritual mandiku dengan penuh perjuangan. Rasa ngantuk langsung hilang. Kukeringkan badan dengan handuk, memakai baju, bersiap siap, lalu bergegas ke tempat pengambilan Bus jurusan Jakarta. Tidak lama Bus yang ditunggu tiba, penumpangnya tidak terlalu banyak. Saya mengambil tempat duduk dibagian kiri yang berkursi tiga dekat jendela. Terdapat kertas dijendela menginformasikan tarif baru Bus setelah kenaikan harga BBM. Ongkos Bis langsung kubayar di depan saat kondektur melewati kursiku.

“Bang, saya bayar duluan aja bang. Mau tidur soalnya. Nanti kalo sudah di Pasar Rebo bangunin ya bang!”

Bapak kondektur langsung memberiku tiket. Saya kembali duduk, entah kenapa rasa ngantuk menyerang kembali. Mataku langsung terlelap dengan segera setelah menyandarkan kepala dikursi yang empuk itu.

(bersambung)

3 thoughts on “Handshake Kokoro No Placard

Komentar komentur komentir. Tinggalkan Komentar. But please dont leave any mean comment T_T..